*********************************************
Tiba-tiba aku tersentak…
O, suara burung gagak itu telah membangunkanku…
Itulah euforia dunia yang sedang memanggilku…
Oh, pesonanya dunia selalu membuatku blingsatan…
Seperti selalu menyeretku ke dalam lingkaran setan…
Dan, terombang-ambing bagaikan sepotong gabus di lautan…
Idealismeku kemudian digerus bagaikan sungai menggerus tepiannya…
Tiba-tiba aku terlena…
O, hembusan angin surga dunia itu telah membelaiku…
Itulah euforia dunia yang sedang memanjakanku…
Seolah-olah ia sedang menawarkan ratusan tong anggur kesenangan…
Karena tong-tong itu seperti berserakan dan tak bertuan…
Seakan ingin berkata, “Minumlah diriku sepuasnya, Kawan!”
Oh, benar-benar pemandangan luar biasa untuk menggoda iman…
Hatiku bergetar hebat dalam kebimbangan…
Oh, angin surga itu telah berubah jadi badai hedonisme yang garang…
Aku hanya takut terseret dan dihempaskan seperti tak punya pendirian…
Oh, lihatlah! Badai itu sedang mendekat garang…
Mencabik dan merusak segala idealisme dangkal yang menghadang…
Kucoba berlari kencang…
Namun, badai itu begitu cepat menghadang…
… mencengkeram tubuhku…
… memelintirku penuh kelicikan…
… mematahkan tulang-tulang idealismeku…
Tubuhku memucat dan mendingin…
Seakan ingin menyerah pada keadaan…
Tiba-tiba aku tersentak…
O, suara burung gagak itu telah membangunkanku dari mimpi burukku…
*******
(Dunia, Idealisme, Hedonisme, Renungan, dan Introspeksi: Kamang Hilir, 21 Desember 2012)