****
Imajinasi adalah sebuah jarum yang harus dijahitkan ke dalam realitas. Artinya, ia harus mempunyai koneksi yang kuat terhadap alam dan isinya. Imajinasi itu hanya akan menjadi kotoran jika kau tidak mempunyai kecakapan fisik untuk menjadikannya sebuah lentera yang mampu menerangi sebuah sistem.
*****
Kita boleh saja berimajinasi untuk melakukan sebuah perubahan kapan saja dan di mana saja. Namun, pertanyaan yang harus kita ajukan pertama kali kepada diri kita sendiri adalah seberapa kuat keberanian kita untuk merealisasikan segala perubahan yang telah diimajinasikan itu?
*****
*****
Aku selalu berusaha meyakinkan pendengarku bahwa aku akan menyelesaikan tugas-tugasku dengan baik. Namun, ironisnya, aku cenderung tidak mempunyai keberanian yang cukup untuk melakukan itu semua. Akibatnya, aku tetaplah seperti seonggok sampah.
*****
Kita semua pada dasarnya terlahir sebagai sampah. Perbedaanya adalah cara kita mengurai sampah-sampah itu dan kemudian mengubahnya menjadi barang yang berguna dan bermanfaat bagi sesama manusia.
*****
*****
Berfilsafat bukanlah caraku untuk bermain-main dengan retorika. Aku berfilsafat untuk menusukkan jarum imajinasiku ke dalam kanvas realita. Tanpa itu, filosofiku adalah kumpulan retorika sampah yang harus dibuang.
*****
Kita bercita-cita ingin melakukan perubahan demi perubahan setiap hari, namun ironisnya aksi dan tindakan kita cenderung tidak mengarah ke sana. Artinya, perubahan-perubahan itu baru sebatas pemikiran!
*****
Kupikir orang yang bisa mematikan seluruh cabang pikirannya kecuali menyisakan satu cabang pikiran yang penting pada saat itu, maka orang itu adalah seorang penguasa dunia sejati.
*****