Archive for ketidaksepahaman

12 Prinsip-prinsip Cara Berpikir

Posted in Bahasa Indonesia, Brain, Psychology, Revolution with tags , , , , , , , on May 15, 2012 by Yul Prince Vartan Hyzhar

Itu adalah benar jika manusia adalah makhluk paling sempurna yang telah diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa. Namun, sesungguhnya manusia adalah makhluk yang sangat lemah diantara makhluk-makhluk ciptaan-Nya. Lalu apa yang membuat manusia menjadi makhluk yang paling sempurna? Jawabannya adalah pikirannya. Ya, aktivitas berpikir adalah sesuatu yang jelas membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Dengan berpikir, manusia bisa mempertahankan diri dan keturunannya di alam yang ganas. Dengan berpikir, manusia bisa memahami hakikat alam dan hukum-hukum yang berlaku di dalamnya. Dengan berpikir, manusia bisa membuat kemajuan dan mengubah peradabannya dari zaman terbelakang menjadi zaman modern seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang.

Mengenai prinsip berpikir, kita mungkin mempunyai cara yang berbeda-beda untuk mengekspresikannya. Hal itu bergantung kepada pilihan kita masing-masing. Ada pun dua belas prinsip-prinsip berpikir secara praktis dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Selalu konstruktif

Banyak orang seringkali terjerembab ke dalam kebiasaan berpikir negatif. Mereka senang membuktikan kesalahan orang lain. Mereka cukup puas dengan hanya bersikap kritis. Mereka tidak memiliki aspek berpikir yang konstruktif dan keinginan untuk memunculkan sesuatu yang baru. Kita seharusnya mendorong cara berpikir konstruktif di atas cara berpikir kritis.

2. Berpikirlah perlahan dan cobalah untuk membuat semuanya sesederhana mungkin

Kecuali untuk beberapa kasus darurat, tidak ada manfaatnya berpikir dengan cepat. Sejumlah pemikiran bisa dilakukan dalam waktu yang singkat bahkan jika kita berpikir secara perlahan-lahan. Cobalah membuat semuanya menjadi sederhana. Tidak ada manfaat yang bisa dibuat dari sesuatu yang rumit (kecuali untuk membuat orang lain terkesan). Selalu ajukan pertanyaan: Adakah cara yang lebih mudah untuk melihat hal ini?

3. Lepaskan ego Anda dari cara berpikir Anda dan mampu mundur sejenak untuk melihat apa hasil cara berpikir Anda tersebut

Rintangan terbesar untuk bisa berpikir dengan baik adalah keterlibatan ego: “Aku pasti benar.” “Ideku pastilah yang paling baik.” Anda harus mampu mundur sejenak untuk melihat apa yang sedang terjadi di dalam pikiran Anda. Seperti Anda bisa melihat kemampuan Anda dalam bermain tenis secara objektif, Anda juga seharusnya mampu bersikap objektif terhadap cara berpikir Anda. Itulah cara mengembangkan keterampilan.

4. Pada saat ini, apa yang sedang kucoba lakukan? Apakah fokus dan tujuan dari pikiran ini?

Sekarang, apakah yang menjadi pusat perhatian cara berpikirku? Apakah yang sedang coba kuraih? Alat atau metode apakah yang sedang aku gunakan? Tanpa memiliki fokus dan tujuan ini, cara berpikir hanyalah mengambang begitu saja dari waktu ke waktu, dari satu titik ke titik lain. Cara berpikir yang efektif memerlukan fokus dan tujuan.

5. Mampu “berganti gigi” dalam cara berpikir Anda. Tahu kapan menggunakan logika, kapan menggunakan kreativitas, kapan mencari informasi

Dalam mengemudikan mobil, Anda akan memilih gigi yang sesuai. Dalam bermain golf, Anda akan memilih tongkat pemukul yang tepat. Dalam memasak, Anda akan memilih panci yang cocok. Berpikir kreatif berbeda dengan berpikir logis dan dengan mencari informasi. Seorang pemikir yang terampil harus memiliki keterampilan dalam semua jenis cara berpikir yang berbeda. Tidak cukup hanya menjadi orang yang kreatif atau kritis. Anda juga harus tahu kapan dan bagaimana menggunakan berbagai jenis cara berpikir yang berbeda-beda itu.

6. Apakah hasil dari cara berpikirku ini – mengapa aku meyakini bahwa hal ini akan berhasil?

Kalau Anda tidak bisa menjelaskan dengan gamblang hasil akhir cara berpikir Anda, maka Anda telah membuang waktu Anda. Jikalau Anda telah memiliki sebuah simpulan, putusan, solusi, rancangan, dan sebagainya, seharusnya Anda mampu menjelaskan mengapa Anda pikir hal itu akan berhasil. Pada titik ini, bagaimana Anda sampai pada simpulan itu tidak menjadi masalah. Jelaskan kepada diri Anda sendiri – sebagaimana Anda akan menjelaskannya kepada orang lain – mengapa Anda pikir hasilnya akan berfungsi dengan baik. Apabila hasilnya itu berupa definisi yang perlu diekslorasi lagi, masalah baru, atau cara pandang yang lebih baik, Anda harus mengatakan rencana Anda selanjutnya.

7. Berbagai perasaan dan emosi adalah bagian penting cara berpikir, tetapi tempatkan pada tahap setelah eksplorasi dan bukan sebelumnya

Kita seringkali diberitahu bahwa berbagai perasaan dan emosi harus dijauhkan ketika berpikir. Ini mungkin memang benar untuk matematika dan ilmu pengetahuan, tetapi saat berhubungan dengan manusia, berbagai perasaan dan emosi menjadi bagian penting cara berpikir kita. Namun, perasaan dan emosi itu harus diletakkan di tempat yang tepat. Jika berbagai perasaan digunakan pada awal berpikir, persepsi akan terbatas dan pemilihan tindakan mungkin tidak akan leluasa. Ketika eksplorasi dilakukan pada awal dan saat berbagai alternatif telah ditelaah, giliran berbagai perasaan dan emosi digunakan untuk menentukan pilihan terakhir.

8. Selalu mencoba untuk mencari berbagai alternatif, persepsi, dan ide baru

Setiap waktu, seorang pemikir terampil akan mencoba menemukan berbagai alternatif: penjelasan, interpretasi, kemungkinan tindakan yang diambil, pendekatan yang berbeda, dan sebagainya. Saat seseorang menyatakan bahwa “hanya ada dua alternatif”, maka sang pemikir terampil akan segera mencari alternatif lainnya. Saat sebuah penjelasan diberikan sebagai satu-satunya alternatif, maka sang pemikir terampil mencoba memikirkan penjelasan yang lain. Hal ini sama dengan pencarian berbagai ide dan persepsi yang baru. Tanyakan, apakah ini satu-satunya cara untuk memandang masalah ini?

9. Mampu bergerak bolak-balik antara berpikir garis besar dan berpikir terperinci

Untuk menerapkan ide apa pun yang kita miliki, kita harus berpikir dalam berbagai hal terperinci yang terbaru. Jadi, pada akhirnya kita harus spesifik. Akan tetapi, kemampuan memikirkan secara garis besar (konsep, fungsi, tingkatan abstrak) adalah karakteristik kunci seorang pemikir terampil. Inilah cara kita memunculkan berbagai alternatif. Inilah cara kita bergerak dari satu ide ke ide lainnya. Inilah cara kita menghubungkan berbagai ide yang kita miliki. Apakah garis besarnya di sini? Bagaimana kita bisa menjalankan cara berpikir garis besar ini?

10. Apakah ini masalah “mungkin” atau “pasti”? Logika sama bermanfaatnya seperti persepsi dan informasi yang mendasari masalah tersebut.

Ini adalah prinsip kunci karena ia berhubungan dengan kebenaran dan logika. Jika sesuatu ditanyakan sebagai kebenaran, maka pernyataan itu “harus” demikian. Saat dinyatakan bahwa sebuah simpulan “harus bisa diruntut” dari yang telah terjadi sebelumnya, ada juga tuntutan kepada “kepastian”. Apabila kita bisa menentang hal ini dan menunjukkan bahwa hal itu hanyalah sebuah “kemungkinan”, maka simpulan itu masih akan memiliki nilai, cuma bukan lagi sebagai nilai dogmatis dari sebuah kebenaran dan logika. Bahkan apabila logika itu tidak memiliki kesalahan, maka simpulannya akan hanya cocok dengan persepsi dan informasi yang menjadi dasar logika tersebut. Jadi, kita harus melihat dasarnya. Dalam berbagai permainan dan sistem kepercayaan, kita membuat semuanya menjadi sebuah kebenaran sehingga semuanya memang akan benar dalam konteks itu. dalam kehidupan sehari-hari, kita harus selalu membedakan antara apa yang “mungkin” dan “pasti”. Kita juga perlu memeriksa sebuah kenyataan yang diajukan.

11. Cara pandang yang berbeda bisa saja benar berdasarkan persepsi yang berbeda

Saat adanya cara pandang yang berbeda, kita cenderung merasa bahwa hanya ada satu cara pandang yang benar. Seandainya Anda meyakini bahwa Anda memang benar, maka Anda akan berusaha menunjukkan bahwa cara pandang yang lain itu salah. Akan tetapi, cara pandang yang berbeda mungkin saja “benar”. Sebuah cara pandang yang berbeda mungkin benar dan logis berdasarkan persepsi yang berbeda dengan persepsi Anda. Persepsi ini mungkin meliputi berbagai informasi, pengalaman, nilai, dan cara pandang yang berbeda atas dunia ini. Dalam menyelesaikan argumentasi dan ketidaksepahaman, kita harus menyadari perbedaan persepsi yang digunakan oleh beberapa pihak. Kita harus menyajikan hal ini di hadapan beberapa belah pihak, lalu membandingkannya.

12. Semua tindakan memiliki konsekuensi dan akibat terhadap nilai, orang-orang, dan dunia di sekeliling kita

Tidak semua hasil berpikir akan berakhir dalam tindakan. Bahkan saat hasil berpikir tidak menghasilkan tindakan, tindakan ini mungkin diletakkan dalam sebuah konteks spesifik, seperti dalam matematika, eksperimen ilmiah, atau permainan yang dilakukan. Pada umumnya, cara berpikir yang berujung pada rencana tindakan, penyelesaian masalah, rancangan, pilihan atau putusan, akan diikuti oleh tindakan. Tindakan ini punya konsekuensi yang akan datang. Tindakan ini akan memiliki akibat yang dirasakan dunia sekitar. Dunia ini akan meliputi berbagai nilai dan orang lain. Tindakan ini tidak terjadi dalam kekosongan. Dunia kini adalah tempat yang penuh sesak. Orang lain dan lingkungan akan selalu terkena dampak dari berbagai putusan dan inisiatif yang dibuat.

*****

Referensi:

de Bono, Edward, 2007, Revolusi Berpikir Edward de Bono: Belajar berpikir canggih dan kreatif dalam memecahkan masalah dan memantik ide-ide baru, Kaifa, Bandung.

*****